BAB II
PEMBAHASAN
SEMESTER I
HADITS-HADITS TENTANG MENJAGA HATI
DAN MELESTARIKAN LINGKUNGAN ALAM
A. Hadits menjaga lingkungan alam (I)
1. Menjaga kebersihan lingkungan alam
اِنَّ اللهَ طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَاتٌ, اِنَّ اللهَ نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةُ (رواه البزار)
2. Arti kata:
Sesungguhnya Allah itu : اِنَّ اللهَ
Baik : طَيِّبٌ
Dia (Allah) mencintai : يُحِبُّ
Kebaikan : الطَّيِّبَاتٌ
Sesungguhnya Allah itu : اِنَّ اللهَ
Bersih : نَظِيْفٌ
Dia (Allah) mencintai : يُحِبُّ
Kebersihan : النَّظَافَةُ
3. Terjemahan
“Sesungguhnya Allah itu baik, dia (Allah) mencintai kebaikan, Sesungguhnya Allah itu Indah, Dia (Allah) mencintai keindahan”. (HR. Bazaar)
4. Penjelasan
Hadits di atas menunjukkan bahwa Allah itu baik dan Allah sangat mencintai kebaikan, dan Allah itu bersih dan menyukai kebersihan. Dan menjaga kebersihan ini merupakan bagian dari cara kita menjaga lingkungan alam kita agar tetap indah.
Islam sangat memperhatikan menjaga lingkungan alam, swbaliknya kalau mengotori lingkungan be3rarti merusak alam dan rusaknya ala mini karena disebabkan oleh tangan-tangan manusia.
Allah berfirman:
ygsß ß$|¡xÿø9$# Îû Îhy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. Ï÷r& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ÉãÏ9 uÙ÷èt/ Ï%©!$# (#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_öt ÇÍÊÈ
Arinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Rum: 41)
Lingkungan alam apa saja yang perlu kita jaga?
Lingkungan adalah segala sesuatu yangt ada disekitar tempat hidup atau tempat tinggal kita. Lingkungan alam itu ada dua jenis:
1) Lingkungan alam biotik
Lingkungan alam biotik adalah semua jenis tumbuhan dan hewan. Lingkungan alam biotik dapat diperbaharui. Baik pada hewan maupun pada tumbuhan dapat diperbaharui sehingga kelangsungan hidup dan kelestariannya dapat dipertahankan.
Yang sangat penting bagi manusia adalah tidak hanya akan menggunakan sumber alam itu, tetapi diharapkan juga untuk memperbaharuinya. Dengan demikian kita tidak akan kehabisan sumber alam tadi, bahkan kalu mungkin jumlah kehabisan alam tersebut akan lebih ditingkatkan lagi.
2) Lingkungan alam abiotik
Lingkungan alam abiotik adalah sumber alam yang tidak dapat diperbaharui, karena jumlah sudah tertentu, seperti: air, udara, mineral dalam tanah dan lain-lain.
Jika kita memperhatikan lingkungan hidup sekitar kita dan tampak sumber-sumber alam yang ada, maka akan tampak sekali bahwa antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan erat. Sebagai contoh: tumbuhan di atas tanah, tumbuhnya sangat tergantung kepada makanan yang tersedia ditempat itu. Makin subur tumbuhan itu, makin jelas bahwa tanah disitu memberikan makanan yang cukup kepada tumbuhan tersebut. Tumbuhan tergantung pada tanah tempat tumbuhnya. Begitu juga ikan dan hewan-hewan lainya, ia cepat besar dan berkembang biak karena pengaruh lingkungannya, seperti air, udara, makanan yang tersedia dan sebagainya yang memberikan kesempatan baik bagi hewan-hewan itu untuk hidup.
Namun kadang-kadang akibat kecerobohan manusia yang tidak menjaga lingkungan hidup mengakibatkan pencemaran lingkungan alam atau polusi.
Pencemaran atau polusi adalah suatu keadaan dimana kondisi suati habitat (tempat hidup makhluk hidup) tidak murni lagi.
Macam-macam pencemaran lingkungan alam:
1) Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan sebagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kaleng-kaleng, rongsokan kendaraan yang sudah tua. Plastik tidak dapat hancur diproses oleh pelapukan dan besi-besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah tidak bisa ditumbuhi tumbuh-tumbuhan.
2) Pencemaran udara
Pencemaran udara ini disebabkan oleh asap yang keluar dari pabrik-pabrik dan kendaraan motor.
3) Pencemaran air
Pencemaran air disebabkan penggunaan zat-zat kimia dan pembuangan limbah pabrik kesungai-sungai.
4) Pencemaran suara
Suara juga bisa tercemar, karena diakibatkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Pencemaran suara terutama dirasakan dikota-kota, yaitu adanya suara dari pabrik-pabrik, kendaran bermotor, kapal terbang, dan sebagainya.
B. Hadits melestarikan lingkungan alam (II)
1. Menghidupkan tanah yang mati
مَنْ أَحْيَا أَرْضًا مَيِّتَةً فَهِيَ لَهُ (رواه أحمد الترمذى)
2. Arti kata:
Barangsiapa : مَنْ
Menghidupkan : أَحْيَا
Lahan mati : أَرْضًا
Maka lahan mati tersebut : فَهِيَ
Miliknya : لَهُ
3. Terjemahan
“Barangsiapa menghidupkan lahan yang mati, maka lahan mati tersebut menjadi miliknya”. (HR. Ahmad dan Turmudzi).
4. Penjelasan
Allah menciptakan bumi ini untuk manusia bahkan Allah menjadikan manusia itu sebagai khalifah (pengatur, pemelihara, pemimpin) dimuka bumi ini.
Allah berfirman:
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ......
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi........". (QS. Al-Baqarah:30).
Bumi dijadikan oleh Allah SWT, untuk manusia, namun bumi ini ada yang hidup dan yang mati. Yang hidup artinya mudah untuk ditanami, sedangkan yang mati ada dua kemungkinan arti bumi yang mati itu:
1) Bumi tersebut kering (tidak benar) sehingga tidak dapat menumbuhkan tanaman.
2) Bumi tersebut tidak terawat sehingga tidak memberi manfaat.
Bumi atau tanah pada masa Rasulullah SAW, masih sangat cukup luas dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada sehingga banyak tanah yang tidak terawat. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW, menyatakan bahwa orang yang berhak atas tersebut adalah orang yang menghidupkan (memeliharanya). Dengan adanya pernyataan Rasulullah tersebut dapat difahami bahwa tanah yang dianugrahkan Allah SWT, seharusnya dijaga dan dilestareikan demi kelangsungan hidup manusia. Ada dua keuntungan yang dapat diambil dengan dihidupkannya bumi, yaitu memperoleh hasil dari tanamannya dan dapat memperkecil terjadinya erosi atau pengikisan tanah.
Pernyataan Rasulullah SAW tersebut sebagai bukti kepedulian beliau terhadap lingkungan yang berupa tanah.
C. Hadits melestarikan lingkungan alam (III)
1. Perintah membunuh binatang yang jahat
خَمْسُ فَوَاسِقُ يُقْتَلْنَ فِى الْحِلِّ وَالْحَرَمِ: الْحَيَّةُ وَالْغُرَابُ الاَبْقَعُ وَالْفَأْرَةُ وَالْكَلْبُ الْعَقُوْرُ وَالْجِدَأَةُ (رواه مسلم)
2. Arti kata
Lima : خَمْسُ
Binatang yang jahat : فَوَاسِقُ
Hendaklah dibunuh : يُقْتَلْنَ
Baik ditanah halal : فِى الْحِلِّ
Atau pun ditanah haram : وَالْحَرَمِ
Ular : الْحَيَّةُ
Burung gagak : وَالْغُرَابُ الاَبْقَعُ
Tikus : وَالْفَأْرَةُ
Anjing galak : وَالْكَلْبُ الْعَقُوْرُ
Dan burung elang : وَالْجِدَأَةُ
3. Terjemahan
“Lima binatang yang jahat hendaklah dibunuh, baik ditanah ataupun ditanah haram yaitu ular, burung gagak, tikus, anjing galak, dan burung elang”. (HR. Muslim).
4. Penjelasan
Islam adalah agama yang sempurna, oleh karena itu semuanya diatur dalam Islam. Allah berfirman:
tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYÏ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYÏ
Artinya: “Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS. Al-Maidah:3)
Apalagi berkenaan dengan masalah membunuh binatang yang hidup dilingkungan alam ini. Berdsarkan hadits diatas Rasulullah SAW, memerintahkan kepada kita untuk membunuh 5 macam binatang karena lima macam itu adalah binatang yang berbahaya dan termasuk binatang yang haram untuk kita makan. Karena kalau seorang muslim memakan binatang-binatang seperti di atas ditakutkan akan memiliki sifat-sifat seperti binatang tersebut.
D. Hadits melestarikan lingkungan alam (IV)
1. Larangan membunuh binatang yang baik
نَهَى النَّبِى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَتْلِ أَرْبَعٍ مِنَ الدَّوَابِ النَّمْلَةِ, وَالنَّحْلَةِ, وَالْهُدْهُدِ, وَالصُّرْدِ (رواه أحمد)
2. Arti kata
Nabi SAW melarang : نَهَى النَّبِى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Membunuh : عَنْ قَتْلِ
Empat : أَرْبَعٍ
Macam binatang : مِنَ الدَّوَابِ
Semut : النَّمْلَةِ
Lebah : وَالنَّحْلَةِ
Burung hud-hud : وَالْهُدْهُدِ
Burung suradi : وَالصُّرْدِ
3. Terjemahan
“Nabi SAW, telah melarang membunuh empat macam binatang yaitu seut, lebah, burung hud-hud dan burung suradi”. (HR. Ahmad).
4. Penjelasan
Hadits diatas menunjukkan bahwa kita dilarang untuk membunuh empat macam binatang karena kemuliaan binatang tersebut sehingga Islam menjadikan mereka jadi binatang yang haram untuk dimakan orang muslim.
E. Keterkaitan isi kandungan hadits dengan perilaku menjaga melestarikan lingkungan alam
Keadaan lingkungan sangat berpengaruh bagi kehidupan seseorang dan masyarakat. Jika lingkungan bersih maka pribadi seseorang maupun masyarakat menjadi bersih, baik dan teratur. Tetapi jika lingkungan kotor dan tidak teratur maka pribadi seseorang dan masyarakat menjadi kotor dan tidak teratur.
Dengan memahami hadits-hadits tersebut, kita dapat mengetahui keterkaitan kandungan kedua hadits tersebut. Diantaranya keterkaitan kandungan hadits-hadits tersebut adalah sebagai berikut:
1) Keempat hadits tersebut pada prinsipnya sebagai wujud kepedulian Islam terhadap kelestarian lingkungan, baik lingkungan biotik maupun abiotok.
2) Hadits pertama menyangkut upaya menjaga lingkungan alam, karena dengan terjaganya kebersihan maka akan terhindar pencemaran.
3) Hadits kedua yang membicarakan tentang menghidupkan tanah dapat menjaga tanah dari terjadinya erosi dan pencemaran sehingga sangat berpengaruh terhadap kehidupan ini.
4) Hadits pertama diperintahkannya menjaga kebersihan berarti kebalikannya Islam melarang melakukan tindakan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan alam. Lebih dari itu hadits tersebut sebagai wujud perilaku Islam dan sekaligus sebagai bentuk kasih kepedulian Islam terhadap lingkungan alam. Hal ini merupakn salah satu bentuk bahwasanya Islam itu adealah rahmatal lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam).
5) Hadits ketiga dan keempat menunjukkan kepada kita bahwa binatang yang haram kita makan. Disebabkan karena diperintahkan untuk dibunuh karena binatang itu jahat dan dilarang dibunuh karena binatang itu punya kedudukan yang mulia.
SEMESTER II
HADITS-HADITS TENTANG MENUNTUT ILMU
DAN MENGHARGAI WAKTU
A. HADITS TENTANG PERINTAH MENUNTUT ILMU
1. Perintah menuntut ilmu
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أُطْلُبُوا الْعِلْمَ وَلَوْ بِِا لصِّيْنِ, فَإِنَّ طَلَبَ الْعِمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. وَإِنَّ المَلاَئِكَةَ تَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ
2. Arti kata
Tuntutlah : أُطْلُبُوا
Ilmu : الْعِلْمَ
Walau di negeri Cina : وَلَوْ بِِا لصِّيْنِ
Karena sesungguhnya menuntut ilmu itu : فَإِنَّ طَلَبَ الْعِمِ
Wajib : فَرِيْضَةٌ
Bagi setiap muslim : عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Sesungguhnya para malaikat : وَإِنَّ المَلاَئِكَةَ
Meletakkan : تَضَعُ
Sayap-sayapnya : أَجْنِحَتَهَا
Kepada para penuntut ilmu : لِطَالِبِ الْعِلْمِ
Karena senang (rela) : رِضًا
Dengan yang ia tuntut : بِمَا يَطْلُبُ
3. Terjemahan
“Tuntutlah ilmu walau di negeri Cina karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim, sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan ia tuntut”. (HR. Ibnu Abdil Barr).
4. Penjelasan
Hadits di atas menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi siapa saja sekalipun di tempat yang jauh, dan malaikat turut senang dan hormat kepada mereka.
Islam sangat memperhatikan dan ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya, berprestasi dan mampu tampil sebagai kholifah yaitu memakmurkan bumi.
Dengan ilmu, manusia mampu beribadah dengan sempurna. Contoh orang Islam diwajibkan shalat, maka ia harus mengetahui ilmu-ilmu yang berhubungan dengan shalat, begitu juga dengan puasa, zakat dan haji, sehingga apa yang dilakukannya mempunyai dasar. Ilmu itu dibutuhkan dalam segala hal.
Apa saja ilmu yang harus kita pelajari?
Ilmu yang kita pelajari tidak terbatas pada hal-hal yang berhubungan dunia. Keduanya sama-sama dibutuhkan untuk kehidupan dunia, kita memerlukan ilmu yang dapat menompang kehidupan dunia yang kita tidak bisa mengelaknya yaitu ilmu yang berhubungan dengan akhirat, manusia berjalan diatas bumi harus mempunyai pegangan begitu juga untuk persipan akhirat kita membutuhkan ilmu yang berhubungan dengan dengan dunia.
Misalnya: Untuk menciptakan teknologi-teknologi seperti sekarang ini harus ada ilmu tentang teknologi itu, bagaimana teknologi itu bisa bermanfaat dalam kehidupan. Teknologi-teknologi bisa bermanfaat bagi kita dalam menghantarkan kebahagiaan akhirat. Dengan radio, TV dan tape kita bisa mendengarkan pengajian-pengajian atau ceramah mushollah pelaksanaan ibadah menjadi lancar dan berjalan dengan baik.
Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW:
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ اْلأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya: “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia, maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat, maka dengan ilmu dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan akhirat) maka dengan ilmu”.
Menuntut ilmu tidak mengenal suku bangsa dimanapun kita berada dan kemanapun kita pergi kita dapat mencari ilmu, karena ilmu ada dimana-mana tidak terbatas tempat dan waktu, terbatas usia atu masa, selam kita masih mampu, kita harus menuntut ilmu bahkan sepanjang hidup kita, karena ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan berjalnnya waktu. Nabi mengumpamakan menuntut ilmu samapi ke negeri Cina, karena Cina pada sat itu perdabannya maju.
Nabi SAW menegaskan dalam sebuah hadis:
أُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى الْلَحْدِ
Artinya: “Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat”.
Menuntut ilmu bukan saja melalui pendidikan formal, tapi bisa kita dapat melalui pendidikan non-formal. Seperti: pengajian-pengajian, majelis ta’lim, perpustakaan, siaran TV atau radio, bahkab dilingkungan sekitar kita. Kita dapat mencari ilmu dari masyarakat, tentang bagaimana hidup dalam masyarakat yang berbeda-beda, bersosialisasi dan berinteraksi dengan mereka karena latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi, dan lainnya.
Rasulullah SAW memberikan janji pada orang yang menuntut ilmu sebagaimana yang tercantum dalam hadits:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِبْقًا إِلَى الْجَنَّةِ (رواه مسلم)
Artinya: “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga”. (HR. Muslim).
B. HADITS TENTANG MENGHARGAI WAKTU
Bagi kaum muslimin, waktu ibarat pedang. Barangsiapa yang mampu memnggunakan dengan sebaik-baiknya, ia akan berhasil. Namun sebaliknya, barangsiapa yang tidak mampu menggunakan dengan sebaik-baiknya, maka ia akan merugi, karena waktu tidak akan pernah kembali. Ia akan berlalu, seiring perjalanan hidup manusia.
Karena itulah Islam sangat menekankan untuk menghargai waktu. Diantara perintah tersebut sebagaiman disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW, berikut:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ اَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِيْ فَقَالَ كُنْ فِى الدُّنْيَا كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ اَوْ عَابِرِ سَبِيْلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُوْلُ اِذَا اَمْسَيْتُ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ وَاِذَا اَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ (رواه البخارى)
Artinya: “Dari abdullah bin Umar ra., ia berkata, “Rasulullah SAW memegang pundakku seraya bersabda; “Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang melewati suatu jalan”. Ibnu Umar berkata, “Apabila kamu berada di sore hari, janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) sampai pagi datang. Jika kamu berda di pagi hari, janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) hingga datang sore. Gunakanlah waktu sehatmu untuk menghadapi sakitmu dan waktu hidupmu untuk menhhadapi matimu”. (HR. Bukhari).
Dari hadits di atas bahwa seorang muslim harus menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Kesempatan hidup yang diberikan Allah jangan sampai kita sia-siakan. Hal ini akan merugikan dirikita sendiri. Ibarat sebuah perjalanan hidup di dunia hanyalah sekedar tempat persinggahan, bukan selama-lamanya. Barangsiapa yang mampu menggunakan dengan amalan-amalan yang shaleh dan baik, maka ia akan beruntung, jika lalai ia akan merugi.
Begitu pula kesehatan yang diberikan Allah, hendaknya kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita menyesal dikala sakit telah menyapa kita sementara saat sehat kita tidak mampu berbuat banyak dengan amal ibadah.
C. KETERKAITAN HADITS MENUNTUT ILMU DAN MENGHARGAI WAKTU
Setelah kita memahami perintah untuk menuntut ulmu, sekaligus perintah untuk menghargai waktu, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan berkaitan dengan hadits-hadits tersebut.
1. Kita harus semakin giat menuntut ilmu
2. Menuntut ilmu tidak terbatas usia, waktu dan tempat. Dimana ada kesempatan, maka menuntut ilmu yang bermanfaat adalah kewajiban kita semua.
3. Menuntut ilmu semata-mata diniatkan untuk mencari keridhaan Allah.
4. Kita harus mampu menghargai waktu dengan sebaik-baiknya
5. Menggunakan waktu yang diberikan Allah dengan amalan-amalan shaleh
6. Rela berkorban untuk menuntut ilmu, terutama dengan biaya.
7. mendukung setiap usaha untuk mencerdaskan ummat manusia, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Tarbiyah. 2007. Metode Belajar Efektif Qur’an Hadits. Kartosura. CV Mulia Putra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar