Sabtu, 24 Desember 2011

MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN SERTA PERUBAHAN SOSIAL


A.  Masyarakat pedesaan
Kurang lebih 81,2% dari wilayah Indonesia bertempat tinggal di desa partisipasi masyarakat pedesaan amat di perlukan bagi hasil nya pembangunan dan sekaligus akan dapat meningkat kan penghidupan masyarakat di pedesaan.
Sebenar nya desa itu adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dan lingkungan nya.
Desa yang terletak jauh dari perbatasan kota  mempunyai tanah-tanah pertanian yang luas.
         
Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotong-royongan ini misalnya saja:
A.        Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu adaptasi kepada penduduk.
B.        Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk terutama petani-petani nya.
C.        Faktor bencana alam seperti letusan gunung,gempa bumi,banjir dan sebagai nya yang harus di hadapi dan di alami bersama.

Fungsi desa
1.       Dalam hubungan nya dengan kota,maka desa yang merupakan “ Hinterland “ atau daerah dukung  berfungsi sebagai suatu daerah memberi bahan makanan pokok seperti padi,jagung,ketela,di samping bahan makanan lain seperti kacang,kedelai,buah-buahan,dan bahan makanan lain yang berasal dari hewan.
2.       Desa di tinjau dari sudut potensi ekonomi ber fungsi sebagai lambung bahan mentah ( Raw material ) dan tenaga kerja ( Man power ) yang tidak kecil arti nya.
3.       Dari segi kegiatan kerja ( Occupation ) desa dapat merupakan desa agraris,desa manufactur,desa industri,desa layanan ,dan sebagainya.

Ciri-ciri masyarakat pedesaan Indonesia pada umum nya dapat di simpulkan sebagai berikut
1.     Homogenitas sosial
     Bahwa masyarakat desa pada umum nya  terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja.
2.     Hubungan primer
     Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara akrab,semua kegiatan dilakukan secara musyawarah.
3.     Kontrol sosial yang ketat
     Di atas dikemukakan bahwa hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutakan .
4.     Gotong royong
     Nilai- gotong royong masyarakat pedesaan tumbuh sangat subur dan membudaya.
5.     Ikatan sosial
     Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai adat dan kebudayaan secara ketat .
6.     Magis religius
     Kepercayaan  kepada tuhan yang maha esa bagi masyarakat desa sangat mendalam .bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-hari di jiwai bahkan di arahkan kepadanya.
7.     pola kehidupan.
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agrasip.baik pertanian,perkebunan,perikanan,dan peternakan.
 Pada umumnya setiap anggota hanya mampu melaksanakan salah satu bidang kehidupan saja.

B.  Masyarakat perkotaan
Antara desa dan kota secara sepintas kilas hanya mengenai perbedaan geografis saja,tetapi bila kita lihat secara mendasar tidak lah demikian,bahwa kota dan desa mempunyai perbedaan yang unik dan kompleks sekali.
Kebudayaan masyarakat tergantung dari community dimana ia berada apakah ia berada di kota atau desa
Sosiologi membagi community menjadi jenis rural dan urban.
Tetapi ada pula yang mengadakan pembagian community tersebut menjadi empat bagian yaitu ;
-Rural             =Desa
-Frings            =Pinggiran
-Town             =Kota
-Metropolis      =Kota metropolitan

Kota adalah sebagai pusat pendomisian yang bertingkat disamping itu kota juga merupakan pusat dan kegiatan-kegiatan kebudayaan ,sosial,ekonomi,dan komonikasi.
Pertambahan penduduk dan kemajuan tekhnik merupakan dua hal yang sangat besar pengaruh nya atas situasi dan perkembangan masyarakat.
Makin besar pertambahan penduduk,makin nampak pula ciri kekotaan suatu tempat.
Di atas ikatan bahwa jumlah penduduk pada umum nya di kota sangat padat,di samping  itu juga hetrogen.
Dari uraian di atas,maka dapat lah di simpulkan secara singkat bahwa ciri-ciri dari masyarakat kota adalah sebagai berikut:
           1.      Hetrogen sosial
  Kota merupakan meliing pot bagi aneka suku mau pun ras,sehingga masing-masing kelompok berusaha di atas kelompok yang lain.
           2.      Hubungan sekunder
  Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama anggota (orang lain) serba terbatas pada bidang hidup tertentu.
           3.      Toleransi sosial
  Pada masyarakat kota orang tidak memperdulikan tingkah laku sesama nya secara mendasar dan peribadi.
           4.      Kontrol sekunder
  Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan tetapi secara pribadi atau sosial berjauhan.
           5.      Mobilitas sosial
  Di kota sangat mudah sekali terjadi perubahan maupun perpindahan status tugas maupun tempat tinggal.
           6.      Individual
  Akibat hubungan sekunder,maupun kontrol sekunder,maka kehidupan masyarakat di kota menjadi individual.
           7.      Ikatan sukarela
  Walaupun hubungan sosial bersifat sekunder,tetapi di dalam organisasi tertentu yang mereka sukai (kesenian,olah raga,politik) secara suka rela ia menggabungkan diri dan berkorban.
           8.      Segregasi keruangan
  Akibat dari hetrogenitas sosial dan kompetesi ruang,terjadi pula sosial yang berdasarkan pada sosial ekonomi,ras,agama,suku bangsa dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman